Selasa, 02 Juni 2015

Anak Berkebutuhan Khusus

A. PENGERTIAN
Konsep anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

B. FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak berkebutuhan khusus selain sudah menjadi takdir juga karena adanya faktor – faktor tertentu yang menjadi penyebabnya. Faktor – faktor penyebab itu menurut kejadiannya dapat dibedakan menjadi tiga peristiwa yaitu:

1. Kejadian sebelum lahir (prenatal)
Faktor penyebab ketunaan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan. Ketunaan yang terjadi pada  ABK yang terjadi sebelum masa kelahiran dapat disebabkan  antara lain oleh hal- hal sebagai berikut:
·  Virus Liptospirosis (air kencing tikus), yang menyerang ibu yang sedang hamil. Jika virus ini merembet pada janin yang sedang dikandungnya melalui placenta maka ada kemungkinan anak mengalami kelainan.
·  Virus maternal rubella (campak jerman, retrolanta fibroplasia (RLF) yang menyerang pada ibu hamil dan jamin janin yang dikandungnya terdapat kemunngkinan akan timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
·  Keracunan darah (toxaenia) pada ibu- ibu yang sedang hamil sehingga janin tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga saraf – saraf di otak mengalami gangguan.
·  Faktor rhesus (Rh) anoxia prenatal, kekurangan oksigen pada calon bayi di kandungan yang terjadi karena ada gangguan/infeksi pada placenta.
·  Penggunaan obat – obatan kontrasepsi yang salah pemakaiannya sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut.
·  Percobaan abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya tidak dapat berkembang secara wajar.

2. Kejadian pada saat kelahiran
Ketunaan yang terjadi pada saat kelahiran dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
· Proses kelahiran yang menggunakan tang verlossing (dengan bantuan tang). Cara ini dapat menyebabkan brain injury (luka pada otak) sehingga pertumbuhan otak kurang dapat berkembang secara optimal.
· Proses kelahiran bayi yang terlalu  lama sehingga mengakibatkan bayi kekurangan zat asam/oksigen. Hal ini dapat menggangu pertumbuhan sel-sel di otak. Keadaan bayi yang lahir dalam keadaan tercekik oleh ari –ari ibunya sehingga bayi tidak dapat secara leluasa untuk bernafas yang pada akhirnya bisa menyebabkan gangguan pada otak.
·  Kelahiran bayi pada posisi sungsang sehingga bayi tidak dapat memperoleh oksigen cukup yang akhirnya dapat mengganggu perkembangan sel di otak

 3. Kejadian setelah kelahiran
Ketunaan pada ABK dapat diperoleh setelah kelahiran pula karena faktor- faktor penyebab seperti berikut ini:
·  Penyakit radang selaput otak(meningitis) dan radang otak(enchepalitis)sehingga menyebabkan    
    perkembangan dan pertumbuhan sel-sel otak menjadi terganggu.
·  Terjadi incident(kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam.
·  Stress berat dan gangguan kejiwaaan lainnya.
·  Penyakit panas tinggi dan kejang – kejang(stuip), radang telinga(otitis media), malaria tropicana 

   yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan.

     C. KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

     a.  Tunarungu
         Tuna rungu adalah anak yang mengalami hambatan atau kelainan dalam segi pendengaran dan  
         kesulitan komunikasi. Tuna rungu (hearing impairment) merupakan satu istilah umum yang 
\        menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang 
         digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (a hard of hearing).
     b.  Tunagrahita
         Banyak terminologi yang digunakan menyebut mereka yang kondisi kecerdasannya dibawah rata-
         rata. Dalam Bahasa Indonesia, istilah yang pernah digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, 
         lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita, dan tunagrahita.
         Jadi tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau kelainan dalam hal kemampuan 
         intelengensi yang berada dibawah rata-rata normal.
     c.  Tunawicara
         Anak dengan hendaya pendengaran dan bicara (tunarungu tunawicara), pada umumnya mereka 
         mengalami hambatan pendengaran dan kesulitan melakukan komunikasi secara lisan dengan orang 
         lain.
         Bila dibandingkan dengan anak cacat lainnya, penderita tunawicara cenderung tergolong yang 
         paling ringan, karena secara lahiriah mereka tidak kelihatan memiliki kelainan dan tampak seperti 
         orang normal. Salah satu penyebab yang paling sering terjadi pada Tunawicara adalah gangguan 
         pendengaran yang tidak terdeteksi secara dini, karena permasalahan paling mendasar yang dialami 
         seorang tuli adalah kurang mendapat stimulasi bahasa sejak lahir.
    d. Tunanetra
  Individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima       
  informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar