PSIKOLOGI PENDIDIKAN
- Definisi Psikologi Pendidikan
Menurut Tardif (1987), Psikologi Pendidikan adalah sebuah
bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Saya setuju dengan definisi yang dikemukakan oleh Tardif, karena saya sudah menyimpulkan definisi Psikologi Pendidikan dari pendapat para tokoh, bahwa Psikologi Pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam dunia pendidikan yang meliputi tentang proses-proes dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisieanan di dalam pendidikan serta membantu mengatasi permasalahan
belajar.
- Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
Adapun manfaat dari mempelajari Psikologi Pendidikan, yaitu :
1. Memahami Perbedaan
Siswa (Diversity of Student)
Setiap individu
dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama antara
siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus
memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari
perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada
masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik
terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan
efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Untuk Memilih
Strategi dan Metode Pembelajaran
Sebagai sorang
pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan
dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal
ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari psikologi terutama
tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa
menyesuaiakan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa
berjalan dengan maksimal.
3. Untuk menciptakan
Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam
menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu membantu proses
pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui
prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang
berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan
proses belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan
yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi
psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga
proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif.
4. Memberikan Bimbingan
dan Pengarahan kepada Siswa
Selain berperan
sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi
seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya,
terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan
berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan
pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta
hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka
proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.
5. Mengevaluasi Hasil
Pembelajaran
Tugas utama
guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil
pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan
diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil
menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik
tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya
- Metode dalam Mempelajari Psikologi Pendidikan
Metode yang memudahkan saya dalam mempelajari psikologi pendidikan yaitu dengan menggunakan Metode Diskusi, karena dengan menggunakan metode ini besar kemungkinan bagi peserta didik dapat lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya dan mempertimbangakan dengan pendapat peserta didik yang lain, tidak hanya berptokan kepada pendidik dan satu pendapat saja.
- Pertumbuhan dan Perkembangan
Hal yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan bagi saya yaitu, kita dapat mengetahui pengertian
pertumbuhan, pengertian
perkembangan, contoh-contoh
pertumbuhan dan perkembangan, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbahan dan perkembangan.
- Teori Belajar Menurut Tokoh
Teori belajar menurut Clark
C. Hul.
Dalam
teorinya ia mengatakan bahwa suatu kebutuhan harus ada pada diri seseorang yang
sedang belajar, kebutuhan itu dapat berupa motif, maksud, ambisi, atau
aspirasi. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat
pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar
individu. Prinsip penguat (reinforcer) menggunakan seluruh situasi yang
memotivasi, mulai dari dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama
seseorang sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang. Jadi
pada diri seseorang harus ada motif sebelum belajar terjadi atau dilakukan.
- Multiple Intelligence
Inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk
beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari.
Inte ligensi yang dominan saya miliki ialah Inteligensi Intrapersonal, karena saya cenderung
pendiam namun memikir yang dalam tentang hal-hal yang saya pelajari , senang belajar dengan menyendiri, dan suka merenung.. Cara saya untuk mengembangkannya yaitu dengan lebih memahami dan keunikan kecerdasan yang saya miliki ini, dan lebih memotivasi diri.
- Motivasi
Motivasi
adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang
kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar
orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi
juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang.
Motivasi Internal yang mempengaruhi
saya untuk belajar pada jurusan saya yaitu :
1. Allah
SWT
2. Keinginan
untuk sukses
3. Semangat
dalam diri
4. Pantang
menyerah
Motivasi Eksternal yang mempengaruhi
saya untuk belajar pada jurusan saya yaitu :
1. Dukungan
orang tua, adik, dan keluarga
2. Dukungan
guru, sahabat, dan orang terdekat
3. Lingkungan.
- Teori Belajar
Teori belajar yang saya sukai dan cocok
untuk digunakan pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa yaitu Teori
Behavioristik. Teori ini memandang belajar merupakan interaksi stimulus dan
respon. Pembelajaran behaviorisme ini mengacu pada pemberian stimulus yang baik
untuk memancing individu memberikan respon yang baik terhadap stimulus
tersebut, dan bukan terletak pada proses yang baik untuk menciptakan
stimulus-respon tersebut. Keberhasilan dalam pembelajaran ini dapat kita
ketahui secara konkret dengan adanya perubahan tingkah laku yang ditunjukan
oleh individu, dan tingkah laku ini dikatakan “sudah belajar”. Begitupun
sebaliknya, bila belum ada perubahan tingkah laku, walaupun individu sudah
memahami isi pengetahuan maka individu tersebut dikatakan “belum belajar”.
- Ciri-ciri guru yang beraliran Behaviorisme :
1. Merencanakan
kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang
ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut
disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek.
2. Mengembangkan
kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses
pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar.
3. Proses
evaluasi belajar diukur hanya pada
hal-hal yang nyata dan dapat diamati.
4. Menggerakkan studi dan tingkah laku secara objektif
- Ciri-ciri guru yang beraliran Humanisme :
1.
Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.
Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak
belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3.
Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa
untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.
Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai
proses pembelajaran secara mandiri
5.
Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat,
memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung
resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6.
Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan
pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.
Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan
kecepatannya
8.
Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan
perolehan prestasi siswa.